Barangkali cerita ini sering mampir di
telinga kita, mampir saja sudah cukup dari pada tidak sama sekali.
Terik mengganas, menjilat-jilat manusia dan
apa saja yang ada di bumi, yang dijilat merasa geli, berlali manja mencari
perlindungan yang sejuk, rumah. Sebaliknya tak seperti bocah yang belum genap
sewindu usianya. Bocah itu justru berada di luar maqom perlindungannya, berkeliing mengitari halaman rumah, wajahnya
lusuh, sesekali ia meghela napas panjang, mengingat-ingat apa yang baru saja ia
kerjakan, sedang mencari sesuatu rupanya, kunci sepeda kesayanganya hilang, peluhnya
tak hanya di dahi, matari kala itu benar-benar mengeluarkan energi yang besar
untuk menghisap apa-apa yang mengandung air, menerbangkanya ke awan, dan
dijatuhkanya lagi menjadi hujan.
Pamanya datang menyapa dari rumah sebelah,
menanyakan apa yang sedang dilakukan keponakannya di depan rumah.
“Sedang apa
kamu, Nang?”
“Mencari
kunci pak dhe.”
“Hilang
dimana memangnya?”
“Di dalam
rumah pak dhe.” bola
matanya masih saja menari.
Mendengar jawaban tersebut si paman
menampakkan ekspresi kebingungan, kepalanya yang tidak gatal ia garuk, mungkin
memang begitu ekspresi kebingungan manusia.
“Kenapa
nyari di luar rumah Nang?”
“Di luar
lebih terang pak dhe.”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menggelitik agaknya, namun sarat
makna. Muncul pertanyaan yang kemudian menjadi dilematik. Apa yang sebenarnya
dicari? Pencerahan atau hanya kunci sepedanya yang hilang di dalam rumah? Untuk apa kemudian si bocah susah payah
mencari kunci yang nyara-nyata hilang di dalam rumahnya sendiri?
Barangkali ini yang disebut
dengan manusia dan fitrahnya yang cenderung memilih jalan cahaya yang terang,
ini perncerahan. Sedang kunci yang di dalam rumah sana sejatinya bukan menjadi
hal yang perlu dipermasalahkan eksistensi dan esensinya. Kendatipun si bocah
mencari dan terus mencari kuncinya di dalam rumah yang gelap, ia pun tak akan
mendapati kunci yang diingini. Bagaimana mungkin yang tidak memiliki cahaya
[kegelapan] dapat memberi cahaya? Untuknya, cahaya merupakan kebutuhan,
pencarian kepada cahaya adalah fitrah. Itu saja.